Surat Berdarah untuk Presiden: Jerit Tanpa Suara Para Buruh Migran

Jelas, tak hanya yang berada di gedung-gedung pencakar langit yang layak menunjuk dada sebagai orang sibuk. Mereka, para buruh migran yang ada di seantero Hongkong juga memiliki kesibukan yang tidak bisa dilihat sebelah mata. Menariknya, di tengah sebuah kesibukan, bersama seorang penulis yang sudah malang melintang di dunia kepenulisan Indonesia, Pipiet Senja, para buruh migran … Continue reading

Dari Facebook ke Buku Antologi Puisi

Sebagian orang mungkin beranggapan bahwa Facebook tidak lebih sebagai mainan orang-orang yang suka menghabiskan waktu tidak jelas. Terbukti, anggapan itu hanya pandangan segelintir orang yang apriori terhadap perkembangan teknologi. Sastrawan Aceh, lagi, unjuk gigi yang diawali dari situs jejaring itu. Antologi Puisi Tsunami Kopi menjadi bukti penguat. Di samping begitu banyaknya karya lain yang lahir … Continue reading

Surat Napol Aceh untuk Gayus

Boleh kupanggil kau Yus saja ya? Semoga tidak keberatan. Apa kabar kau di sana? Syukurlah, aku melihatmu kian gemuk saja. Memang soal sejahtera tidak saja menjadi milik mereka yang berada di luar penjara. Terbukti, kau yang sedang di penjara juga bisa gemuk. Tapi, aku tidak ingin menuding kau enak-enak saja di sana. Meski di hati … Continue reading