Aceh, Caleg dan Celeng

Bukan masyarakat Aceh yang berubah menjadi celeng, atau para saya menuduh para Caleg sebagai figur-figur yang bermetamorfosis dari celeng. Tidak. Namun memang ada yang menarik dari celeng (Aceh: Bui Sugoet). Celeng itu memiliki sebuah sifat yang juga merupakan kelebihannya dari binatang-binatang lain. Celeng menjadi simbol berani. Perawakannya tidak terlalu besar. Ia bahkan sering terlihat kumuh … Continue reading

Tahun Baru Hijriyah dan Kita (?)

Pertama sekali, saya layak berterima kasih kepada seorang rekan non-muslim, Thomas Prasetyo. Sosok muda idealis ini kendati ia seorang Kristiani, namun ia masih menghargai saya dan agama yang saya anut, Islam. Berhubungan dengan perayaan Tahun Baru Hijriyah 1430.Saya harus berterima kasih kepadanya, mungkin karena 1. Ia yang pertama sekali yang memberi ucapan tersebut kepada saya. … Continue reading

Aceh dan Pemilu I

(Perang RI-Aceh Edisi II)   Menoleh ke pinggir-pinggir jalanan di Aceh, bermacam Baliho, billboard, poster, spanduk dan yang sejenisnya bertebaran. Dengan isi, semuanya tidak jauh-jauh “ini partai atau figur calon wakil rakyat yang paling layak untuk mewakili aspirasi anda.”   Yah, itu sebagai gambaran bagaimana bentuk sambutan masyarakat Aceh pada demokrasi, pada Pemilu yang tidak … Continue reading