Surat Napol Aceh untuk Gayus

Boleh kupanggil kau Yus saja ya? Semoga tidak keberatan.

Apa kabar kau di sana? Syukurlah, aku melihatmu kian gemuk saja. Memang soal sejahtera tidak saja menjadi milik mereka yang berada di luar penjara. Terbukti, kau yang sedang di penjara juga bisa gemuk. Tapi, aku tidak ingin menuding kau enak-enak saja di sana. Meski di hati kecil kami harus mengakui, sedikitnya, kau jauh lebih enak dari kami.

Aku tidak menyayangkan tubuhku yang lebih kurus darimu. Tidak menyesali kesempatanmu untuk wisata ke luar negeri. Walaupun memang kesempatan seperti yang kau dapatkan itu, tidak berani untuk kami mimpikan. Itu kesempatan mahal. Tidak terjangkau tangan kami.

Kami hanya narapidana politik. Dulu dipenjara karena kami teriakkan perang dan menyampaikan alasan kami bahwa pilihan itu adalah yang terbaik untuk kami pilih.

Kemalangan kami karena saat dijebloskan ke balik terali besi, tak ada serupiah pun tersisa di rekening kami. Iya karena kami tidak miliki nomor rekening. Beda halnya dengan dirimu yang kudengar memiliki banyak rekening. Alih-alih bisa membuat sipir penjara menunduk pada kami. Untuk sepiring nasi sehari untuk anak istri cuma terkadang saja datang dalam mimpi. Kendati untuk bermimpi saja kami tidak terlalu berani.

Namun, aku mencoba untuk tidak iri. Juga tidak berselera untuk mencaci maki. Toh, kalau misal kami mencaci maki pemerintah karena kami masih di sini. Caci maki tidak akan berpengaruh apa-apa pada mereka yang tidak memiliki perasaan, tidak berhati.

Tapi begini lho, Yus.

Aku berpikir bagaimana caranya. Lepas apa pun salahmu. Cobalah bantu aku yakinkan bangsa ini, bahwa jauh lebih baik menjadi pemberontak daripada menjadi pencuri.

Itu saja suratku, Yus. Aku tidak akan meminta uangmu sepeserpun. Biarpun di hotel prodeo yang kami huni, terkadang harus mengecap nasi yang sudah basi.

——————-

Catatan:

Berdasar catatan berbagai lembaga hak asasi manusia. Sampai hari ini masih ada banyak napol yang tersebar di berbagai penjara di Indonesia. Meski perjanjian Helsinki mewajibkan untuk mereka dilepaskan.

Cilandak, 23 Jan 11

 

Also Published in: http://kompasiana.com/soefi

Leave a comment